Kamis, 19 November 2009

Dilarang, Film 2012 Malah Diburu

Dilarang, Film 2012 Malah Diburu

Kamis, 19 November 2009 | 12:41 WIB

TEMPO Interaktif, Jombang -
Larangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur untuk menonton film kiamat dengan judul 2012, justru membuat masyarakat Jombang penasaran. Mereka justru berduyun-duyun memburu VCD film tersebut.

Mereka tampak ramai mendatangi rental-rental VCD yang ada di kota itu. Seperti dilakukan Ali Mustofa, warga Perumahan Mojongapit, Kecamatan Jombang Kota. Dia harus bersusah payah mendatangi rental di seluruh Jombang demi mendapatkan kepingan cakram film 2012. Pria tinggi besar itu mengaku penasaran dengan film kontroversial tersebut.

"Tetangga saya banyak yang ingin melihat, tapi sampai saat ini belum ada yang dapat," ujarnya saat ditemui wartawan di sebuah rental VCD, di Jalan Hayam Wuruk, Jombang, Kamis (19/11).

Pemilik rental, Ahmad Zain, membenarkan. Setiap hari, kata dia, setidaknya 50 orang mendatangi rental memburu film tersebut. Mulai pelajar hingga orang dewasa bergantian masuk ke rentalnya. Padahal, VCD yang dipinjamkan di rental adalah VCD bajakan. "Meski film di VCD tidak bagus, tapi tetap saja ada yang mencari," ujar lelaki berambut keriting itu.

Perburuan film yang dibuat atas dasar ramalan suku Maya itu bagi masyarakat Jombang memang wajar. Mengingat, satu-satunya bioskop di kota Santri itu belum memutar film 2012. Biasanya, film baru diputar di bioskop Jombang jauh setelah diputar di Surabaya.

Perburuan film itu rupanya memantik reaksi pengasuh pondok pesantren Tebuireng, Jombang, KH Salahuddin Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Solah. Cucu pendiri Nahdlatul Ulama itu menilai film kiamat 2012 memiliki nilai positif. Selain menghibur, film juga bisa dijadikan
sebagai bahan renungan.

Dengan merenunginya, keimanan dan tingkat ibadah umat ikut meningkat. Adik mantan presiden RI, Abdurrahman Wahid itu justru memberikan apresiasi atas munculnya film berdurasi 2,5 jam itu.

Rabu, 18 November 2009

Pedoman Pelaksanaan Pengujian Keamanan Hayati

Judul : Pedoman Pelaksanaan Pengujian Keamanan Hayati
Penulis : M.Sukron Adzim
Kategori : Bioteknologi Hewan
Sumber : www.science.com
Abstrak : Rekayasa genetik melalui teknik transgenik telah lama digunakan pada hewan baik pada taraf penerapan maupun eksperimental. Tujuan utama dari pemanfaatan teknik transgenik adalah terjadinya perubahan fenotipik yang dapat bersifat menyeluruh maupun parsial. Dua aspek yang dapat diharapkan dalam pemanfaatan teknik transgenik adalah: (1) “perbaikan” kinerja atau produktivitas ternak/hewan secara lebih cepat dibandingkan teknik pemuliabiakan konvensional, (2) “introduksi” komponen keunggulan tertentu yang sama sekali baru. Termasuk dalam kategori pertama misalnya adalah usaha untuk menyisipkan gen yang merangsang pertumbuhan dan produksi susu. Sementara itu, untuk kategori ke dua adalah penyisipan gen untuk produksi protein farmasetik melalui susu, produksi organ tubuh untuk pencangkokan pada manusia, ketahanan terhadap penyakit tertentu, sistem kekebalan tubuh, dan kemampuan pemanfaatan pakan yang lebih baik. Berbagai upaya tersebut di atas, disamping mendatangkan manfaat yang besar, diduga membawa pula konsekuensi yang merugikan/membahayakan. Bahaya atau kerugian yang terjadi dapat berupa ancaman terhadap eksistensi hewan tersebut, lingkungan meliputi manusia, alam dan ekosistem hewani di sekitarnya.

Dalam rangka pengaturan keamanan hayati suatu produk bioteknologi, Departemen Pertanian telah mengeluarkan Keputusan Menteri Pertanian No:856/Kpts/HK.330/9/1997 tentang Ketentuan Keamanan Hayati Produk Bioteknologi Pertanian Hasil Rekayasa Genetik (PBPHRG). Salah satu jenis dari PBPHRG adalah hewan transgenik dan bahan asal hewan transgenik hasil rekayasa genetik. Pemanfaatan hewan transgenik dan bahan asal hewan transgenik di Indonesia harus dilakukan secara seksama. Hal tersebut disebabkan oleh adanya kekhawatiran bahwa kemungkinan hewan transgenik dan bahan asal hewan transgenik tersebut bisa berdampak negatif. Sehubungan dengan itu, maka diperlukan adanya uji keamanan hayati hewan transgenik dan bahan asal hewan transgenik. Keamanan hayati yang dimaksud dalam SK Menteri Pertanian tersebut adalah keadaan yang dihasilkan melalui upaya pencegahan terhadap hewan transgenik dan bahan asal hewan transgenik yang dapat mengganggu, merugikan dan/atau membahayakan bagi manusia, keanekaragaman hayati, dan lingkungan.

Proses produksi hewan transgenik dan bahan asal hewan transgenik melalui rekayasa genetik melibatkan beberapa tahap kegiatan di tingkat laboratorium dan lapangan. Dalam kaitannya dengan keamanan hayati, maka kegiatan pelaksanaan penelitian rekayasa genetik harus dilakukan di Fasilitas Uji Terbatas (FUT). Penampilan transgen dari hewan transgenik dan bahan asal hewan transgenik perlu dikarakterisasi dengan pengujian yang dilakukan di FUT. Apabila berdasarkan uji di laboratorium dan kandang terbatas tidak ditemukan faktor-faktor yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian bagi masyarakat dan lingkungan, maka dapat dilanjutkan dengan uji di lapangan terbatas. Contoh hewan transgenik, bahan asal hewan transgenik, protein hasil rekayasa genetik dan beberapa ekspresi transgen.

Jumat, 06 November 2009

Life Direction; How could it be This Important?

Possibility means potential, but it also denotes uncertainty. That makes some people uncomfortable. They want to know their purpose in life with absolute certainty. But the truth is life is like a kaleidoscope. That is, it is a beautiful, ever-changing pattern. We cannot predict what it will look like from one moment to the next. That is nothing to fear, but something to rejoice in, for each rotation of the kaleidoscope and each step we take leads to a delightful surprise.

(personal-development.com)

"Business school graduates come with a large amount of theoretical knowledge. "But they don't have a clue of what it's like from a people-skill point of view, or the coping skill perspective of learning to deal with disappointment and failure. They come in here thinking that, first of all, they're going to run the company overnight. Many of them are convinced they've never made a mistake. They're not accustomed to encountering road blocks or disappointments. We give them all the book smarts, but we don't tend to give them the other skills that go along with business."

We hear the same themes from many professions and industries - in business, law, medicine, engineering and so on. The education system is focused on data and theory rather than incorporating a healthy portion of how to communicate effectively and relate to people - colleagues, clients, customers, suppliers. It is the latter set of skills that enables people to become leaders that others will follow and to achieve necessary change in a fast-paced world. And in that fast-paced, time pressured, billable hour-type world, few individuals in the more senior generations have financial incentives to train and mentor the new young, blood brought in supposedly to invigorate and perpetuate the organization. On the contrary, they may feel they are digging themselves an early grave.

While Generations Y and X may be extremely technologically literate, most of them don't measure up to the Boomers and Traditionalists in people skills. Through mutual mentoring each can learn from the other, but there has to be a greater value put on communication and inter-personal skills in schools to lay the foundation, and the organizations that hire the young candidates need to persuade and partner with educational institutions to make sure that happens.

www



Rabu, 28 Oktober 2009

First Greetings

Hello everyone!

Ini pertama kalinya kita menyapa kalian, ya? haha, akhirnya Master punya blog! bersorak!


anyway, Selamat datang.
wow, menyenangkan sekali mendapat kunjungan darimu.

di blog ini, kita nggak akan meng-exhibit sesuatu yang panjang dan membosankan seperti student list dan segala macam itu. nggak, nggak, nggak. bukankah itu melelahkan sekali? lagipula siapa yang mau baca? iya nggak sih?

This just a journal and will always be 'just a journal'. Got it?

oke, visitors. enjoy everything!